- Back to Home »
- JURNAL »
- Analisis Hubungan Struktur Modal Dengan Economic Value Added (Eva) Guna Menilai Kinerja Perbankan (Studi Kasus Saham Lima Bank Terbesar Berdasarkan Aset Dan Modal Di Bej Tahun 2003–2004)
Analisis Hubungan Struktur Modal Dengan Economic Value Added (Eva) Guna Menilai Kinerja Perbankan (Studi Kasus Saham Lima Bank Terbesar Berdasarkan Aset Dan Modal Di Bej Tahun 2003–2004)
Perkembangan
kondisi perekonomian dunia yang semakin cepat menuntut dunia usaha untuk terus
selalu mengikuti perubahan-perubahan yang ada. Bagi perusahaan go public
atau telah mengeluarkan saham dan mencatatkannya di bursa efek, angka–angka
atau indikator kinerja yang dihasilkannya harus melalui proses penilaian yang
objektif sehingga secara efektif bisa memberikan gambaran tentang perkembangan
perusahaan yang bersangkutan. Angka–angka kinerja itu 2menjadi masukan penting
bagi investor untuk membeli atau melakukan transaksi saham atas perusahaan yang
bersangkutan.
Salah satu alat bantu yang
digunakan untuk menghasilkan angka–angka yang menunjukkan kinerja suatu
perusahaan adalah yang diperkenalkan oleh G. Bennet Steward, III, Managing
Partner dari Stern Steward & Co dalam bukunya The Quest for Value (dalam
Tunggal, 2001:1). Alat bantu ini sangat bermanfaaat untuk menilai kinerja
perusahaan yang ditunjukkan dengan angka–angka, di mana fokus penilaian
yang digunakan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang
menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan bisa
memenuhi semua biaya operasi (operating costs) dan biaya modal (cost of
capital).
Perbankan sebagai tiang pokok perekonomian di Indonesia merupakan sektor yang
paling terpukul dengan adanya krisis moneter pada tahun 1997. Krisis tersebut
mengubah struktur permodalan dan peta perbankan Indonesia dari sekitar 240 bank
menjadi 134 bank. Selain itu, pemerintah mengulurkan Rp 655 trilun untuk
program pemulihan perbankan dengan instrumen Bantuan Likuiditas Bank Indoensia
(BLBI), Rp 434 triliun diantaranya tersedot untuk program rekapitalisasi
(InfoBank No. 294, Oktober 2003:14-18). Data Bank Indonesia per Desember 2004
menunjukkan terdapat 133 bank dengan total asset Rp 1.272,30 trilyun dan total
modal Rp 118,60 trilun. Dari 133 bank tersebut, 23 bank telah listing di Bursa
Efek Jakarta, dan 5 bank terbesar dari segi asset, dan modal yang telah
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan juga saham lima bank tersebut
dalam setiap transaksinya selalu mencatat nilai transaksi terbesar dalam
perdagangan di Bursa Efek Jakarta. Kelima bank tersebut adalah Bank Mandiri
(BMRI), Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat
Indonesia (BBRI), Bank Danamon (BDMN).
Selama ini, alat ukur kinerja
perbankan yang menjadi ukuran tingkat kesehatan perbankan diatur dalam SK
Direksi BI No. 34/II/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Meskipun sudah ada ukuran
yang jelas tentang angka–angka yang menunjukkan tingkat kinerja perbankan,
tetapi penelitian ini ukuran kinerja 3perbankan itu dilihat dari hubungan struktur modal perbankan dengan
konsep Economic Value Added (EVA).
Dari hal di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui dan menganalisis EVA Bank
Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI),
Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Danamon (BDMN); (2) mengetahui dan
menganalisis seberapa besar hubungan antara perubahan struktur utang bank
dengan perubahan nilai EVA; dan (c) mengetahui dan menganalisis seberapa besar
hubungan antara perubahan modal saham bank dengan perubahan nilai EVA.