Free Donald Duck Walking ani Cursors at www.totallyfreecursors.com

Archive for November 2013

Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham (Studi Kasus Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)


Pasar modal sebagai sarana untuk memobilitasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Masuk ke pasar modal merupakan idaman oleh banyak perusahaan. Syarat utama yang diinginkan oleh para investor untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman akan investasinya. Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara. 
Fungsi ini menunjukkan peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai kelebihan dana. Investor menginvestasikan dana yang dimiliki dengan harapan akan memperoleh imbalan keuntungan berupa kepemilikan, capital gain (keuntungan dari hasil jual beli saham) atau dividen. Dengan berinvestasi di pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dalam pasar modal pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang memberikan return yang optimal, baik pada masa sekarang maupun di masa depan.
Menurut Fakhruddin (2008 : 1) : “Pasar modal merupakan pembiayaan usaha. Melalui menerbitan saham atau obligasi, perusahaan dapat membiayai berbagai kebutuhan modal jangka panjang, tanpatergantung pada pinjaman bank atau pinjaman dari luar negeri”. Beberapa kelebihan pasar Pemodal adalah peluang untuk mendapatkan dana dalam jumlah besar serta peningkatan status perusahaan sebagai perusahaan publik sehingga akses untuk pendanaan menjadi semakin besar dan luas. Go Public menjadi sasaran perusahaan dan semakin banyak dipilih untuk pembiayaan usaha karena perusahaan dapat memperoleh dana segar (dalam jumlah besar) dari masyarakat pemodal. Pada sisi lain, go public menimbulkan konsekuensi bagi perusahaan untuk melakukan keterbukaan kepada masyarakat.



Analisis Pengaruh Faktor Fundamental Dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Di BEI

Perusahaan yang tergabung ke dalam industri barang konsumsi memiliki tingkat persaingan yang tinggi, sehingga menuntut kinerja perusahaan yang selalu prima agar unggul dalam persaingan. Kondisi ini turut mempengaruhi pergerakan harga saham emiten dalam sector barang konsumsi, ketertarikan investor terhadap saham perusahaan tersebut tercermin dari fluktuasi sahamnya di BEI. Dalam menyingkapi hal tersebut, pilihan yang lebih baik adalah saham yang tetap berkembang selama krisis. Jelas untuk memilih saham adalah dengan melakukan analisa fundamental terhadap fundamental saham. Dimana investor akan menjual saham yang melemah fundamentalnya dan membeli saham dengan fundamental yang kuat.

Sedemikian pentingnya analisa fundamental sehingga investor dan analis mencoba mengembangkan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan suatu perusahaan diyakini memberikan gambaran tentang kondisi perusahaan saat ini sekaligus dapat meprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang. Karena dari laporan keuangan suatu perusahaan akan menyebabkan investor bereaksi terhadap penurunan atau kenaikan harga saham tersebut. Globalisasi yang terjadi saat ini dalam perdagangan internasional merupakan peluang dan tantangan bagi pengembangan sektor industri barang konsumsi. Dimana sector ini memiliki elastisitas yang lemah terhadap perubahan financial global, yang menyebabkan sektor ini cenderung dapat bertahan.


Analisis Hubungan Struktur Modal Dengan Economic Value Added (Eva) Guna Menilai Kinerja Perbankan (Studi Kasus Saham Lima Bank Terbesar Berdasarkan Aset Dan Modal Di Bej Tahun 2003–2004)

    Perkembangan kondisi perekonomian dunia yang semakin cepat menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang ada. Bagi perusahaan  go public atau telah mengeluarkan saham dan mencatatkannya di bursa efek, angka–angka atau indikator kinerja yang dihasilkannya harus melalui proses penilaian yang objektif sehingga secara efektif bisa memberikan gambaran tentang perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Angka–angka kinerja itu 2menjadi masukan penting bagi investor untuk membeli atau melakukan transaksi saham atas perusahaan yang bersangkutan.
Salah satu alat bantu yang digunakan untuk menghasilkan angka–angka yang menunjukkan kinerja suatu perusahaan adalah yang diperkenalkan oleh G. Bennet Steward, III, Managing Partner dari Stern Steward & Co dalam bukunya The Quest for Value (dalam Tunggal, 2001:1). Alat bantu ini sangat bermanfaaat untuk menilai kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan angka–angka, di mana  fokus penilaian yang digunakan untuk mengukur laba  ekonomi dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya dapat tercipta jika perusahaan bisa memenuhi semua biaya operasi (operating costs) dan biaya modal (cost of capital).  
       Perbankan sebagai tiang pokok perekonomian di Indonesia merupakan sektor yang paling terpukul dengan adanya krisis moneter pada tahun 1997. Krisis tersebut mengubah struktur permodalan dan peta perbankan Indonesia dari sekitar 240 bank menjadi 134 bank. Selain itu, pemerintah mengulurkan Rp 655 trilun untuk program pemulihan perbankan dengan instrumen Bantuan Likuiditas Bank Indoensia (BLBI), Rp 434 triliun diantaranya tersedot untuk program rekapitalisasi (InfoBank No. 294, Oktober 2003:14-18). Data Bank Indonesia per Desember 2004 menunjukkan terdapat 133 bank dengan total asset Rp 1.272,30 trilyun dan total modal Rp 118,60 trilun. Dari 133 bank tersebut, 23 bank telah listing di Bursa Efek Jakarta, dan 5 bank terbesar dari segi asset, dan modal yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan juga saham lima bank tersebut dalam setiap transaksinya selalu mencatat nilai transaksi terbesar dalam perdagangan di Bursa Efek Jakarta. Kelima bank tersebut adalah Bank Mandiri (BMRI), Bank Central Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Danamon (BDMN).
Selama ini, alat ukur kinerja perbankan yang menjadi ukuran tingkat kesehatan perbankan diatur dalam SK Direksi BI No. 34/II/KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Meskipun sudah ada ukuran yang jelas tentang angka–angka yang menunjukkan tingkat kinerja perbankan, tetapi penelitian ini ukuran kinerja 3perbankan itu dilihat dari hubungan struktur modal perbankan dengan konsep Economic Value Added (EVA).
Dari hal di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui dan menganalisis EVA Bank Mandiri (BMRI), Bank Central  Asia (BBCA), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Danamon (BDMN); (2) mengetahui dan menganalisis seberapa besar hubungan antara perubahan struktur utang bank dengan perubahan nilai EVA; dan (c) mengetahui dan menganalisis seberapa besar hubungan  antara perubahan modal saham bank dengan perubahan nilai EVA.

Analisis Perbandingan Korelasi Eva Dan Roe Terhadapharga Saham LQ 45 Di Bursa Efek Jakarta

Dalam mengukur kinerja perusahaan  investor biasanya melihat kinerja keuangan yang tercermin dari berbagai macam rasio. Return On Equity (ROE)  adalah   merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan oleh  investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasi. Menurut  penelitian  Standard and  Poor  500  di Amerika  rata – rata tingkat  Return On Equity perusahaan – perusahaan di Amerika berkisar 10 sampai dengan 15 persen dan   Return On Equity  yang tinggi mempengaruhi  harga saham perusahaan - perusahaan tersebut. 
Selama ini pengukuran kinerja manajerial jarang menggunakan pendekatan perhitungan nilai tambah terhadap biaya modal yang ditanamkan. Dengan keterbatasan dan kelemahan rasio itulah maka diperkenalkanlah  EVA ( Economic Value Added ) sebagai ukuran tunggal kinerja perusahaan. Banyak literatur dan penelitian  menyebutkan  bahwa semakin banyak perusahaan – perusahaan besar  menggunakan ukuran kinerja EVA  sebagai prinsip penuntun dalam kebijakan perusahaan mereka. Sering EVA dianggap sebagai satu ukuran sederhana yang memberikan gambaran yang sebenarnya dari penciptaan kekayaan pemilik saham  ( Truly, 1998). Hasil penelitian meyatakan bahwa implementasi EVA memicu meningkatkan harga saham ( Burkette & Hedley, 1997) dan menuntun manajer – manajernya berlaku sebagai pemilik saham. 
Fakta menunjukkan bahwa di Amerika Serikat ada korelasi positif antara naiknya EVA suatu perusahaan terhadap harga saham dari perusahaan  yang bersangkutan. Coca Cola misalnya, pada Agustus 1993 harga sahamnya meningkat menjadi  US$ 42 dari hanya US $ 4 beberapa tahun sebelumnya setelah mengadopsi konsep EVA. (Usahawan, No 12 / 1993) Penilaian kinerja dengan menggunakan pendekatan EVA membantu para manajermembuat keputusan investasi yang lebih baik, mengidentifikasi kesempatan – kesempatan untuk peningkatan kinerja dan mempertimbangkan benefit jangka pendek dan jangka panjang untuk perusahaan. Lebih lanjut studi – studi menyebutkan bahwa EVA adalah suatu ukuran dari kualitas keputusan manajerial (Lehn and Mahkija, 1996), juga sebagai indikator dari pertumbuhan  nilai perusahaan pada masa yang datang (Fisher, 1995). Nilai EVA positif yang konstan terhadap waktu akan meningkatkan nilai perusahaan, namun EVA yang negatif  akan menurunkan nilai perusahaan.  Berdasarkan kajian-kajian yang telah dilakukan tersebut, maka penulis ingin mengetahui lebih jauh tentang hubungan EVA dan ROE terhadap harga saham padaperusahaan – perusahaan yang termasuk kedalam  LQ 45 di PT Bursa Efek Jakarta (PT. BEJ)

Sumber : http://directory.umm.ac.id/sistem-pakar/kakpm-05.pdf

Analisis Manajemen Laba Dan Kinerja Keuangan Perusahaan Pengakuisisi Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2009

Ada alasan mendasar mengapa manajer perusahaan melakukan manajemen laba. Harga pasar saham suatu perusahaan secara signifikan dipengaruhi oleh laba, risiko, dan spekulasi. Oleh sebab itu, perusahaan yang labanya selalu mengalami kenaikan dari periode ke periode secara konsisten akan mengakibatkan risiko perusahaan ini mengalami penurunan lebih besar dibandingkan prosentase kenaikan laba. Hal inilah yang mengakibatkan banyak perusahaan yang melakukan pengelolaan dan pengaturan laba sebagai salah satu upaya untuk mengurangi risiko.
Erickson dan Wang (1999) dalam Hastutik (2006) menyatakan bahwa kecenderungan adanya praktik manajemen laba menjelang merger dan akuisisi bertujuan untuk meningkatkan harga sahamnya sebelum  stock merger agar dapat mengurangi biaya pembelian perusahaan target. Keputusan manajemen perusahaan yang memilih untuk melakukan manajemen laba dengan cara  income increasing accruals akan membawa konsekuensi terhadap kinerja perusahaan yang akan mengalami suatu kenaikan pada periode sesudahnya.
Alasan perusahaan lebih tertarik memilih  merger dan akuisisi sebagai strateginya daripadapertumbuhan internal adalah karena merger dan akuisisi dianggap jalan cepat untuk mewujudkan tujuan perusahaan di mana perusahaan tidak perlu memulai dari awal suatu bisnis baru.  Merger dan akuisisi juga dianggap dapat menciptakan sinergi, yaitu nilai keseluruhan perusahaan setelah merger dan akuisisi yang lebih besar daripada penjumlahan nilai masingmasing perusahaan sebelum  merger dan akuisisi. Selain itu  merger dan akuisisi dapat memberikan banyak keuntungan bagi perusahaan antara lain peningkatan kemampuan dalam pemasaran, riset,  skill manjerial, transfer teknologi, dan efisiensi berupa penurunan biaya produksi (Hitt,2002). 
Perubahan-perubahan yang terjadi setelah perusahaan melakukan  merger dan akuisisi biasanya akan tampak pada kinerja perusahaan dan penampilan finansialnya. Pasca merger dan akuisisi kondisi dan posisi keuangan perusahaan mengalami perubahan dan hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan yang melakukan  merger dan akuisisi. Untuk menilai bagaimana keberhasilan  merger dan akuisisi yang dilakukan, dapat dilihat dari kinerja perusahaan setelah melakukan  merger dan akuisisi terutama kinerja keuangan baik bagi perusahaan pengakuisisi maupun perusahaan diakuisisi. Dasar logika dari pengukuran berdasar akuntansi adalah bahwa jika skala bertambah besar ditambah dengan sinergi yang dihasilkan dari gabungan aktivitas-aktivitas yang simultan, maka laba perusahaan juga semakin meningkat sehingga kinerja perusahaan pasca merger dan akuisisi seharusnya semakin baik dibandingkan dengan sebelum merger dan akuisisi. Penelitian-penelitian terdahulu telah membuktikan adanya manajemen laba dalam beberapa kasus. Rahman dan Bakar (2002) seperti yang dikutip oleh Kusuma dan Udiana Sari (2003) telah membuktikan adanya manajemen laba melalui  discreationary accrual pada perusahaan pengakuisisi sebelum merger dan akuisisi di Malaysia pada tahun sebelum akuisisi. Sementara Erickson dan Wang (1999) dalam Hastutik (2006) menunjukkan bahwa perusahaan pengakuisisi melakukan manajemen laba pada periode  sebelum  merger dan mengidentifikasi  bahwa tingkat  income increasing earnings management berhubungan positif dengan ukuran merger

Sumber : http://zoel.blog.esaunggul.ac.id/files/2012/11/Jurnal-Marger.pdf?846aad

Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap perubahan Harga Saham (Return) Sebelum dan Sesudah Ex –Dividend Date Di Bursa Efek Jakarta (BEJ)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengumumanex-dividend date di Bursa Efek Jakarta, dengan mengambil sampel 14saham. Sampel dibagi menjadi dua, yaitu dividen naik dan dividen turun.Periode penelitian selama 120 hari yang dibagi menjadi dua periode yaituperiode estimasi selama 90 hari dan periode peristiwa selama 30 haritermasuk 15 hari sebelum dan sesudah event.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah  event study yangakan mengamati pergerakan harga saham di pasar modal. Untuk menguji adanya reaksi harga dilakukan tes abnormal return selama periode peristiwa dengan analisis perhitungan berdasarkan konsep model-modelkeseimbangan yaitu  Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan dengan melakukan pengujian  abnormal return terhadap dividen naik dan dividen turun pada saat ex-dividend date.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat signifikansi 10% ada 2 hari kerja yang masih menghasilkan abnormal return yang signifikan pada dividen naik, yaitu hari ke 4 sebelum  event date sebesar -0,001102 atau sekitar 0,1% dan pada hari ke 5 setelah  event date sebesar -0,032184 atau sekitar 3%.  Sedangkan pada dividen turun menunjukkan bahwa ada 3 hari bursa yang masih memberikan  abnormal return yang signifikan, yaitu pada hari ke 13 dan pada hari ke 2 sebelum  event datesebesar 0,028263 atau sekitar 2% dan 0,0166274 atau sekitar 1%, sertapada hari ke 5 setelah event date sebesar 0,029105 atau sekitar 3%. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa harga saham bereaksi negative terhadap informasi pengumuman dividen naik pada saat  ex-dividen date, dan bereaksi positif terhadap informasi pengumuman dividen turun pada saat ex-dividend date.

Sumber http://eprints.undip.ac.id/23079/1/SKRIPSI_FULL_-_GALIH.pdf


manajemen keungan internasional

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi bagaimana memperoleh dana (raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund). mata kuliah Manajemen keuangan Internasional merupakan mata kuliah lanjutan dari manajemen keuangan I dan II

Persamaan dan Perbedaan Manajemen Keuangan dan Manajemen Keuangan Internasional

Persamaan :
Membahas keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijaksanaan deviden serta bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dengan memaksimalkan harga saham perusahaan.
Perbedaan :
MK untuk perusahaan domestik walaupun punya banyak anak perusahaan tetapi masih dalam satu negara (satu mata uang) sehingga tidak terjadi masalah resiko perubahan nilai tukar (foreign exchange rate), perpajakan dan akuntansi khususnya pembuatan laporan keuangan rekonsiliasi.

    Teori-teori Keberadaan Bisnis Internasional, yaitu:

 a. Teori Keunggulan Komparatif
Teori keunggulan komparatif menekankan bahwa setiap negara mempunyai kekhasan dalam corak dan ragam, serta kualitas dan kuantitas sumber dayanya, baik kekayaan alam, sumber daya manusia, penguasaan teknologi dan sebagainya. Perbedaan sumber daya antar negara mendorong mereka untuk melakukan spesialisasi. Kegiatan produksi barang dan kreasi jasa diarahkan untuk mengekploitasi kelebihan yang dimiliki, sehingga dapat dihasilkan barang dan jasa yang lebih efisien dan bermutu. Barang dan jasa ini akan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan sebagian akan diekspor ke negara lain. Sebagai gantinya, akan diimpor barang dan jasa dari negara lain yang memiliki keunggulan dalam memproduksi dan mencipta barang dan jasa tersebut.
Setiap negara akan memfokuskan aktivitasnya pada objek, di maan ia memiliki keunggulan komparatif dibanding negara lain dalam menghasilkan objek tersebut. Spesialisasi kegiatan ini akhirnya akan memunculkan kebutuhan untuk melakukan perdagangan internasional yang menikmati manfaat berupa: peningkatan kualitas, kuantitas dan bermacam-macam alat pemuas yang ada di negara itu (Yuliati dan Prasetyo, 2002:7).

 b. Teori Ketidaksempurnaan Pasar
Perdagangan internasional mungkin tidak akan terwujud seandainya seluruh sumber daya produksi dapat berpindah atau dipindahkan dari satu negara ke negara lain tanpa batas. Mobilitas faktor-faktor produksi yang sangat tinggi dan fleksibel akan menyetarakan biaya dan tingkat keuntungan serta menghilangkan keunggulan komparatif setiap negara. Akibatnya perdagangan internasional kurang memberi manfaat. Sayangnya, kondisi pasar yang sempurna ini sulit terwujud.
Teori ketidaksempurnaan pasar menyatakan bahwa terdapat satu kondisi ketidaksempurnaan pasar, di mana faktor-faktor produksi sulit berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat yang lain (immobile) karena terdapat pembatasan-pembatasan dan biaya-biaya. Immobilitas faktor-faktor produksi ini menjadikan perdagangan internasional tetap menarik, karena terdapat perbedaan biaya dan tingkat keuntungan antar negara (Yuliati dan Prasetyo, 2002:8).

 c. Teori Siklus Produk
Teori siklus produk (product cycle theory) mengatakan bahwa perkembangan hidup suatu produk mengikuti siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu: masa awal dimana perusahaan baru mulai memperkenalkan produknya, diikuti masa pertumbuhan, masa kematangan dan  masa proses penurunan.
            Pesan dari teori ini pada dasarmnya adalahbahwa bila suatu perusahaan telah mencapai masa kematangan maka barangkali sudah saatnya mempertimbangkan tambahan peluang di luar negara asalnya. Apakah bisnis di luar negeri menjadi menurun atau malah meningkat akan tergantung dari seberapa jauh perusahaan itu mempertahankan keunggulan kompetitifnya dibanding para saingannya. Keunggulan kompetitif bisa berdasarkan atas keunggulan dalam produksi maupun pembiayaan sehingga dapat menekan biaya. Keunggulan kompetitif juga dapat berdasarkan pendekatan pemasaran di mana perusahaan menjaga dan menimbulkan permintaan yang kuat atas produk-produknya (Kuncoro, 2001:54).
            Uraian diatas merupakan penjelasan konseptual, mengapa terjadi perdagangan atau bisnis internasional. Secara lebih kongkret, sesungguhnya terdapat sangat banyak alasan yang menjadi motif bagi pelaku bisnis internasional. Alasan-alasan yang sering dikemukakan antara lain (Yuliati dan Prasetyo, 2002:9) adalah:
1.      Memperluas pasar untuk mencari sumber-sumber permintaan baru.
2.       Bisnis internasional memberikan keuntungan yang lebih besar dari pasar domestik.
3.       Mengoptimalkan skala ekonomis operasi untuk meningkatkan efisiensi usaha.
4.       Memanfaatkan faktor-faktor produksi yang lebih murah, misalnya: tenaga kerja, bahan baku, lahan dan lain sebagainya.
5.      Meraih keuntungan monopolistik.
6.      Bereaksi terhadap pembatasan-pembatasan perdagangan oleh pemerintah negara tuan rumah (host country).
7.      Mendiversifikasikan resiko usaha.
8.      Bereaksi terhadap perubahan kurs mata uang.
9.      Mencari kestabilan iklim politik.

3.      Keuntungan Perdagangan Internasional

Kuntungan utama yang dapat diraih dari perdagangan internasional adalah peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Suatu negara dapat menikmati keuntungan tersebut dengan menspesialisasikan diri untuk memproduksi barang dan jasa yang memiliki keunggulan komparatif. Artinya, barang dan jasa tersebut dapat diproduksi dengan lebih efisien, ceteris paribus. Apabila semua negara menyadari manfaat potensial yang bisa diraih dari perdagangan internasional dan mampu mengidentifikasi keunggulan komparatifnya, maka pilihan macam produk dan kuantitasnya serta kapasitas produksi nasional akan dapat ditingkatkan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Resiko Perdagangan Internasional

 Keuntungan perdagangan internasional tidak diraih dengan tanpa menanggung resiko. Resiko yang paling jelas akan ditanggung adalah ketidakpastian kurs valuta asing. Perubahan kurs valuta asing yang tidak diantisipasi sebelumnya akan mempengaruhi harga, penjualan dan laba eksportir dan importir.
             Resiko lain yang sering dijumpai dalam perdagangan internasional adalah resiko negara (country risk). Resiko ini antara lain disebabkan oleh perang, revolusi, kerusuhan sosial dan ketegangan politik yang mengancam kestabilan keamanan. Coutry risk dapat dialami oleh investasi langsung asing, kreditur internasional dan pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan dan investasi internasional. Coutry risk umumnya akan semakin besar jika tidak terdapat perjanjian atau kesepakatan perdagangan antar negara. Hal ini karena masing-masing negara menggunakan pedoman juridiksi yang berbeda.
            Resiko-resiko tambahan lain yang sering ada dalam perdagangan internasional adalah ketidakpastian pada arah kebijakan perdagangan internasional suatu negara, seperti perubahan tarif impor dan kuota, proteksi berupa pemberian subsidi yang besar pada produsen domestik dan hambatan-hambatan nontarif lainnya. Semua hambatan di atas timbul karena orientasi pemerintah lokal untuk melindungi produsen domestik. Hambatan-hambatan tersebut dapat diperkecil atau diperingan melalui perundingan perdagangan yang saling menguntungkan.

MK Internasional :
  1. membahas tentang lingkungan manajemen keuangan internasional, faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tukar dan neraca pembayaran serta implikasinya pada suatu negara
  2. Pasar valuta asing (foreign exchange market) dan bagaimana pasar valas ini berfungsi dalam perekonomian dunia.
  3. Mengukur dan manajemen ekposur mata uang asing,
  4. Analisis investasi langsung,
  5. Manajemen operasi multinasional
  6. Perbankan internsional

Peran dan Tanggung Jawab Manager Keuangan

Peran dan Tanggung  jawab Manajer Keuangan

Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.Kesuksesan suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan Manajer Keuangan untuk beradaptasi terhadap perubahan, meningkatkan dana perusahaan sehingga kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam aset-aset perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara bijaksana. Apabila perusahaannya dapat dikembangkan dengan baik oleh Manajer Keuangan, maka pada gilirannya kondisi perekonomian secara keseluruhan juga menjadi lebih baik. Seandainya secara lebih luas dana-dana dialokasikan secara tidak tepat, maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi lambat. Dalam suatu perekonomian, efisiensi alokasi sumber-sumber daya adalah sangat penting untuk pertumbuhan ekonomi secara optimal. Hal ini juga penting untuk menjamin bahwa individu-individu dapat mencapai kepuasan tertinggi bagi kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Jadi, melalui investasi, pembelanjaan dan pengelolaan aset-aset secara efisien, Manajer Keuangan memberi sumbangan terhadap pertumbuhan kekeyaan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
Tanggung jawab manajer keuangan :
a. Mengambil keputusan investasi (investment decision)’. Menyangkut masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekolompokkesempatan yang ada, memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilaipaling menguntungkan.
b. Mengambil keputusan pembelanjaan (financing decision). Menyangkut masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan yang menimbulkan biaya paling murah.
c. Mengambil keputusan dividen (dividend decision). Menyangkut masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham.

SUMBER :
http://dahlanforum.wordpress.com/2013/01/06/peran-dan-tanggungjawab-manajer-keuangan/

Financial Management for Non Finance Manager

FINANCIAL MANAGEMENT FOR NON FINANCE MANAGER

SETIAP BAGIAN MANAJEMEN PENDUKUNG PENDAYAGUNAAN DANA
Dalam sebuah perusahaan, penting sekali adanya kesatuan bahasa dalam pelaksanaan tiap kegiatan manajemen
Dengan demikian, interaksi dan koordinasi kerja antar bagian dapat berjalan dengan lancar. Sumber daya keuangan adalah elemen dasar bagi pelaksanaan seluruh kegiatan perusahaan.
Secara teknis, pengelolaan sumber dana adalah tugas dan tanggung jawab bagian keuangan, namun dalam kegiatan operasional perusahaan, dukungan dari setiap bagian manajemen sangat diperlukan agar dapat dicapai pendayagunaan sumber dana secara maksimal
MANAJER PENGGERAK RODA PERUSAHAAN
Peran manajer dalam suatu perusahaan tidak terbatas hanya pada kegiatan operasionalnya saja,melainkan lebih pada pencapaian tujuan perusahaan. Untuk dapat melaksanakan peran tersebut dengan baik, diperlukan pengetahuan mengenai kegiatan perusahaan serta kaitannya dengan dana dan pembiayaan.
Setiap manajer masa kini perlu mengerti tentang keuangan, apakah dia manajer pemasaran, manajer produksi atau manajer fungsi bidang lain di luar keuangan.
Kursus ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dimulai dari prinsip-prinsip dasar, anda akan mengalami kemajuan yang mantap melalui program yang tidak membosankan dengan kuliah singkat, latihan-latihan praktis dan studi kasus.
Anda akan dapat dengan jelas mengetahui ruang lingkup aspek keuangan, baik financial accounting maupun management accounting serta peranan alat-alat informasi keuangan terhadap bidang lain dalam perusahaan.
Tujuan
  • Memahami konsep perilaku biaya serta pengendalian anggaran
  • Mempergunakan pelbagai alat analisis laporan keuangan
  • Mempergunakan informasi keuangan untuk membantu kelancaran usaha
  • Memahami struktur keuangan perusahaan
Para Manajer bukan Manajer Keuangan, serta mereka yang perlu mengetahui fungsi keuangan dan mempergunakan data keuangan.
CAKUPAN PENDIDIKAN
Secara detil akan dibahas aspek-aspek di dalam Manajemen Keuangan seperti :
  • Pengelolaan dan pendayagunaan dana
  • Perputaran modal dan perencanaan laba
  • Mengukur tingkat profitabilitas, likuiditas dan pendayagunaan aktiva
  • Teknik membaca laporan keuangan
  • Metode-metode pembiayaan dengan keuntungan dan kerugiannya
  • Perencanaan, penyusunan dan pengendalian anggaran
  • Mendayagunakan informasi manajemen
  • Teknik penilaian rencana investasi modal

Jenis Pasar dan Jenis Asset dalam Sistem Keuangan

Jenis Pasar dan Jenis Asset dalam Sistem Keuangan

Jenis Pasar Keuangan dalam Sistem Keuangan

Pasar keuangan sebagai penghubung antara unit  defisit dan unit surplus

Pasar Keuangan terdiri dari:

  • Pasar uang è Pasar untuk dana-dana jangka pendek
    •  Instrumen pasar uang : surat berharga yang jatuh tempo ≤ 1 tahun
                c. SBI, sertifikat deposito
  • Fungsi  antara lain membiayai kebutuhan modal kerja perusahaan
  • Pasar modal è Pasar untuk dana-dana jangka panjang
    • Instrumen pasar modal : surat berharga yang jatuh tempo > 1 tahun
                c. saham, obligasi
  • Fungsi antara lain membiayai investasi jangka panjang oleh unit-unit usaha, lembaga pemerintah  dan rumah tangga seperti pembangunan pabrik, jalan tol dan perumahan
Jenis Aset

  1. Financial Assets (Aset Finansial)
    • Instrumen keuangan di pasar keuangan berupa penanaman dana dalam bentuk surat berharga
    • Karakteristik:
ü  Menjanjikan pendapatan di masa yad
ü  Alat penyimpan nilai
ü  Tidak didepresiasi, karena tidak habis dipakai
ü  Bentuk sehelai kertas atau informasi yang disimpan dalam komputer
ü  Biaya transportasi/penyimpanan relatif rendah
ü  Sangat mudah dialihkan menjadi aset lain
Jenis:  Uang, saham, obligasi, deposito, tabungan

  1. Non Financial Assets

Jangan Menaruh Telur Dalam Satu Keranjang dalam Hal Investasi



Mungkin ungkapan ini sudah sering kita dengar. Sebuah pepatah klasik yang masih berlaku sampai sekarang. "Jangan menaruh telor dalam satu keranjang". Penerapannya bisa beragam sesuai dengan relevansi bidangnya. Namun pepatah ini lebih sering digunakan dalam dunia bisnis.
Bagaimana di dunia forex? Oh ya... pepatah ini juga berlaku!
Hidup ini memang penuh dengan misteri. Kita takkan pernah tahu apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Kita hanya bisa berencana dan hanya bisa memprediksikannya saja.Rencana ataupun prediksi yang kita buat tentunya untuk antisipasi langkah kita kedepannya. Dibidang forex pun demikian... penuh misteri. Kita pun tidak tahu apa yang akan terjadi dengan broker kita di masa depan. Ingat kejadian libertyreserve? Siapa yang menyangka akan "pergi" secepat itu meninggalkan kita semua... whuahahahahaaa....!
Apapun istrumen yang dipilih, yang penting kita yakin bahwa investasi yang dilakukan tujuan utamanya adalah untuk menjaga nilai uang itu sendiri. Jangan sampai uang kita semua hilang dalam investasi atau karena bisnis kita yang tidak menerapkan prinsip "jangan menaruh telor dalam satu keranjang".
Ya, sekali lagi dan selalu ingat ingat, jangan pernah menaruh telur dalam keranjang yang sama...! Karena ketika satu keranjang jatuh dan telur-telur tersebut pecah semua, kita masih memiliki telur di keranjang lain yang bisa dipakai untuk membuat 'omelet yang lezat'. whuehahhahahahahaa
Dalam dunia bisnis ini berarti bahwa jangan meletakkan seluruh investasi anda pada sebuah jenis investasi. Hal ini merupakan antisipasi terhadap kemungkinan terburuk Anda kehilangan investasi Anda. Jika Anda meletakkan seluruh kekayaan Anda pada sebuah investasi, maka ketika investasi ini mengalami kerugian, maka Anda akan kehilangan seluruh kekayaan Anda. Hasilnya adalah Anda menjadi bangkrut. Anda tidak mau terjadi demikian pada Anda bukan?
Dalam trading forex, baiknya penggunaan broker pun demikian... kita jangan menyimpan menaruh telor dalam satu keranjang broker. Soalnya kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Sayang dong, setelah kita banyak dapatkan duit profit pada akhirnya hilang karena kasus dan keadaan tertentu. Apalagi jika modal yang pas-pasan ikut hilang. Masih ingat beberapa waktu kemarin, ada beberapa broker yang tidak bisa mencairkan dana nasabah, dana para tradernya...  karena para trader menggunakan metode withdrawal pakai libertyreserve, sementara libertyreserve telah "gone with the wind".  Nah, tentu kita tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya di dunia ini.... Kita bukan malaikat Boss....!
Belajar dari hal itu saya hanya mengingatkan kepada Anda untuk bijaksana dalam menaruh telor Anda...! whuahahahahaa....! Jangan sembarangan juga ya dalam menyimpan dan menempatkan telor-telor Anda...!
Makna dari " Jangan menaruh semua telor dalam satu keranjang " adalah untuk mengingatkan kita untuk tidak menginvestasikan uang atau kekayaan kita hanya pada satu non lembaga keuangan seperti investasi pada suatu perusahaan komoditas, karena pabila menginvestasikan seluruh kekayaan hanya pada satu non lembaga keuangan atau bahkan lembaga keuangan yang memakai system syariah, dan lembaga keuangan tersebut mengalami kerugian yang besar atau di rush oleh nasabahnya, maka kita akan kehilangan seluruh uang atau kekayaan kita.

Di tengah Krisis Ekonomi yang terjadi di dunia,maka kita harus berhati-hati dalam menginvestasikan dana kita. Walaupun kita percaya pepatah "no pain no gain" atau "big risk big money" , namun tetap saja kita harus berhati-hati . Pelajari tentang investasi baru anda dan jangan sekali-kali menyerahkan seluruh dana kita kepada orang lain tanpa kita mengerti investasi tersebut. 

Mengenal Portofolio dan Risiko Investasi

Poin utama dalam profil risiko adalah seberapa besar komitmen Anda untuk meminimalkan resiko. 
Dalam berivestasi di pasar keuangan, portofolio adalah salah satu aspek yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Portofolio akan menentukan imbal hasil (return) yang Anda inginkan agar optimal. Ada tiga faktor utama yakni modal, tujuan dan risiko.
Pakar keuangan saham Ellen May mengungkapkan, portofolio secara sederhana bisa disebut kumpulan aset investasi, bisa berupa  properti, deposito, saham, emas, obligasi, atau instrumen lainnya. Portofolio saham adalah kumpulan aset investasi berupa saham, baik yang dimiliki perorangan atau perusahaan. 
Ada lagi yang disebut manajemen portofolio, yakni cara mengelola kumpulan aset untuk mencapai tujuan investasi. Salah satu cara mengelola portolio adalah dengan meminimalkan resiko. "Sebelum melakukan manajemen portofolio, sebaiknya Anda cek dulu profil investasi masing-masing," kata Founder Ellen May Institute ini.
Ellen mengungkapkan, dalam berinvestasi perlu memperhatikan COR yakni Capital (modal), Objective (obyektif), dan Risk (risiko). Bagi Anda yang memiliki modal kecil, sebaiknya digunakan untuk investasi, bukan untuk trading saham karena kurang likuid. "Modal kecil juga membuat pemilihan saham terbatas dan perlu memperhitungkan biaya trading karena otomatis fee akan lebih besar," kata Ellen. 
Berikutnya tutur Ellen adalah objective atau tujuan. Apa tujuan Anda membeli saham? Kalau tujuannya untuk tabungan anak atau dana pensiun, investasi tahunan dengan metode menabung saham cocok bagu Anda. Menabung saham bisa dianalogikan secara sederhana layaknya mengelola reksa dana.
Faktor yang ketiga dalam mengelola portofolio adalah profil resiko. Seperti kita ketahui, saham adalah investasi yang cukup beresiko apa lagi jika tidak disertai ilmu yang benar. "Pasar saham bisa bergejolak dengan cepat," kata Ellen yang juga penulis buku "Smart Trader Not Gambler" ini. 
Poin utama dalam profil risiko adalah seberapa besar komitmen Anda untuk meminimalkan resiko. Investasi atau trading saham bukan orang yang berani ambil resiko, tapi justru orang yang disiplin membatasi resiko.
Profil risiko sangat berhubungan dengan karakteristik investor, yakni tipe konservatif, moderat dan agresif. Investor Konservatif cenderung menghindari resiko dengan mencari sesuatu yang aman. Biasanya tipe investor ini adalah para pensiunan yang hanya ingin mendapatkan penghasilan tambahan dari saham.
Investor konservatif biasanya memilih saham dengan fundamental bagus dan menyimpan dalam jangka panjang. Para investor konservatif tidak terlalu suka dengan fluktuasi.
Sementara investor moderat yaitu investor yang memiliki tingkat toleransi resiko lebih tinggi, asalkan imbal hasilnya sepadan. Tipe investor moderat memiliki kemampuan menanggung resiko sedang, namun ekspektasi imbal hasil lebih besar dari deposito misalnya (10 persen-20 persen per tahun). Adapun investor agresif cenderung aktif melakukan spekulasi beli dan jual saham.
Yang sering terjadi adalah banyak investor ingin mendapatkan untung besar tapi tidak mau membatasi resiko. Padahal dalam investasi berlaku prinsip High Risk High Return. Investasi yang menawarkan imbal hasil tinggi, tentu memiliki risiko.
Adapun risiko itu sejalan dengan tingkat pengetahuan investor. Semakin teredukasi dan semakin tinggi jam terbang investor, risiko akan mengecil. Semakin kecil bingkai waktu investasi, semakin besar risikonya. Oleh karena itu pemula sebaiknya mulai dari bingkai waktu panjang dulu.

Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan keuangan digunakan untuk menilai kelangsungan usaha, stabilitas, profitabilitas dari suatu usaha, sub usaha atapun proyek.
Analisis keuangan dilakukan oleh seorang profesional yang menyajikan laporan dalam bentuk rasio yang menggunakan informasi sebagaimana tersaji dalam laporan keuangan. Laporan ini biasanya disajikan kepada pimpinan puncak suatu usaha sebagai acuan untuk mengambil suatu kebijakan perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis ini maka manajemen dapat memutuskan berbagai keputusan manajemen misalnya :
  • Melanjutkan atau tidak melanjutkan operasional suatu usaha atau bagian dari suatu usaha.
  • Melakukan pembuatan atau pembelian bahan baku dalam proses produksi
  • Melakukan pembelian atau menyewa mesin-mesin produksi
  • Melakukan penerbitan saham atau melakukan negosiasi untuk memperoleh pinjaman bank guna meningkatkan modal kerja perseroan.
  • Berbagai keputusan lainnya yang memungkinkan manajemen melakukan pilihan yang tepat terhadap berbagai alternatif yang ada dalam mengelola perusahaan.
Analisis keuangan seringkali menilai suatu usaha berdasarkan :
  1. Profitabilitas adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
  2. Solvabilitas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas
  3. Likuiditas adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
  4. Stabilitas adalah kemampuan perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan neraca keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non keuangan lainnya.
Analisis keuangan seringkali menggunakan rasio keuangan dari tingkat solvabilitas , profitabilitas, pertumbuhan usaha.
  • Kinerja masa lalu untuk suatu masa tertentu misalnya selama 5 tahun
  • Kinerja mendatang: menggunakan figur kinerja masa lalu dan teknik matematika serta statistik, termasuk nilai sekarang dan nilai mendatang. Metode perhitungan ini adalah merupakan penyebab dari kesalahan analisis keuangan dimana statistik masa lalu dapat menyebabkan rendahnya prediksi masa mendatang.
  • Perbandingan kinerja yaitu membandingkan kinerja antara beberapa perusahaan dalam industri sejenis.

Pasar Modal Manajemen Investasi

Pengertian Pasar Modal Manajemen Investasi.
Menurut Husnan (2003) adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Menurut Usman (1990:62), umumnya surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal dapat dibedakan menjadi surat berharga bersifat hutang dan surat berharga yang bersifat pemilikan. Surat berharga yang bersifat hutang umumnya dikenal nama obligasi dan surat berharga yang bersifat pemilikan dikenal dengan nama saham. Lebih jauh dapat juga didefinisikan bahwa obligasi adalah bukti pengakuan hutang dari perusahaan, sedangkan saham adalah bukti penyertaan dari perusahaan.
Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat.

Investasi dan Pelaku Pasar Modal

Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan tentang usul investasi
 yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru yang diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu perusahaan.
Proyek-proyek investasi itu mempunyai risiko yang tidak independent Awat (1999 : 276).
Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari harapan keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam portofolio tersebut. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut Kasmir(2001 : 183-189) :
1. Emiten. Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). Dalam melakukan emisi, para emiten memiliki berbagai tujuan dan hal ini biasanya sudah tertuang dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), antara lain :
a. Perluasan usaha, modal yang diperoleh dari para investor akan digunakan untuk meluaskan bidang usaha, perluasan pasar atau kapasitas produksi.
b. Memperbaiki struktur modal, menyeimbangkan antara modal sendiri dengan modal asing.
c. Mengadakan pengalihan pemegang saham. Pengalihan dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru. 
2. Investor. Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya di perusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisis tertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emiten dan analisis lainnya.
Tujuan utama para investor dalam pasar modal antara lain :
a. Memperoleh deviden. Ditujukan kepada keuntungan yang akan diperolehnya berupa bunga yang dibayar oleh emiten dalam bentuk deviden.
b. Kepemilikan perusahaan. Semakin banyak saham yang dimiliki maka semakin besar pengusahaan (menguasai) perusahaan.
c. Berdagang. Saham dijual kembali pada saat harga tinggi, pengharapannya adalah pada saham yang benar-benar dapat menaikkan keuntungannya dari jual beli sahamnya.

3 Lembaga Penunjang. Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut serta mendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emiten maupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasar modal. Lembaga penunjang yang memegang peranan penting di dalam mekanisme pasar modal adalah sebagai berikut :
d. Penjamin emisi (underwriter). Lembaga yang menjamin terjualnya saham/obligasi sampai batas waktu tertentu dan dapat memperoleh dana yang diinginkan emiten.
e. Perantara perdagangan efek (broker / pialang). Perantaraan dalam jual beli efek, yaitu perantara antara si penjual (emiten) dengan si pembeli (investor). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh broker antara lain meliputi :
1) Memberikan informasi tentang emiten 
2) Melakukan penjualan efek kepada investor
f. Perdagangan efek (dealer), berfungsi sebagai :
1) Pedagang dalam jual beli efek
2) Sebagai perantara dalam jual beli efek
g. Penanggung (guarantor). Lembaga penengah antara si pemberi kepercayaan dengan si penerima kepercayaan. Lembaga yang dipercaya oleh investor sebelum menanamkan dananya.
h. Wali amanat (trustee). Jasa wali amanat diperlukan sebagai wali dari si pemberi amanat (investor). Kegiatan wali amanat meliputi :
1) Menilai kekayaan emiten
2) Menganalisis kemampuan emiten
3) Melakukan pengawasan dan perkembangan emiten
4) Memberi nasehat kepada para investor dalam hal yang berkaitan dengan emiten
5) Memonitor pembayaran bunga dan pokok obligasi
6) Bertindak sebagai agen pembayaran
i. Perusahaan surat berharga (securities company). Mengkhususkan diri dalam perdagangan surat berharga yang tercatat di bursa efek. Kegiatan perusahaan surat berharga antara lain :
1) Sebagai pedagang efek
2) Penjamin emisi
3) Perantara perdagangan efek
4) Pengelola dana
j. Perusahaan pengelola dana (investment company). Mengelola surat-surat berharga yang akan menguntungkan sesuai dengan keinginan investor, terdiri dari 2 unit yaitu sebagai pengelola dana dan penyimpan dana.
k. Kantor administrasi efek. Kantor yang membantu para emiten maupun investor dalam rangka memperlancar administrasinya.
1) Membantu emiten dalam rangka emisi
2) Melaksanakan kegiatan menyimpan dan pengalihan hak atas saham para investor
3) Membantu menyusun daftar pemegang saham
4) Mempersiapkan koresponden emiten kepada para pemegang saham
5) Membuat laporan-laporan yang diperlukan

sumber : http://pemasarandankeuangan.blogspot.com/2013/03/pengertian-manajemen-investasi-dan.html

Sumber Pinjaman Negara

Pada dasarnya sumber pinjaman negara itu dapat dikelompokkan menjadi 3 sumber:
  1. Individu dalam masyarakat,
Pemberian pinjaman oleh para individu dengan cara mereka membeli obligasi negara. mi dapat mempengaruhi pola konsumsi dan pola tabungan para individu yang bersangkutan. Pada umumnya orang tidak akan mengurangi konsumsi sekedar untuk membeli obligasi negara, tetapi mereka akan mengurangi tabungan mereka un tuk niembeli obligasi. Sesungguhnya ada beberapa alternatif penggunaan dana tabungan yaitu dana ini dapat dipakai untuk perluasan usaha, atau disimpan dalam bentuk uang kas yang menganggur untuk keperluan spekulasi. Alternatif-alternatif ini tidak dipilih karena obligasi memberikan hasil atau pendapatan lebih tinggi dalam bentuk bunga daripada alternatif-alternatif lain tersebut. Satu alternatif lain lagi ialah pembelian surat berharga bukan obligasi negara. Pembelian obligasi negara akan menekan harga surat berharga yang lain seperti surat-surat saham dan ini akan meningkatkan tingkat hunga sehingga menekan keinginan mengadakan investasi dan menghambat ekspansi perusahaan.
  1. Sektor perusahaan dan
Pemerintah dapat pula menjual surat obligasi negara kepada perusahaan asuransi dan sebagainya yang bukan bank. Pembelian obligasi oleh perusahaan jenis ini dilakukan dengan menggunakan dana yang mengganggur yang seharusnya dapat pula dipakai untuk membeli surat-surat saham dan lain sebagainya. Sebagai akibat dan pembelian obligasi itu, maka kemungkinan perluasan usaha perusahaan-perusahaan yang ingin menjual saham jadi terhambat karena kekurangan dana. Hal mi hanya dapat terjadi bila obligasi negara itu benar-benar menarik dengan memberikan hasil yang tinggi dibanding dengan tingkat deviden yang diperoleh sehagai hasil memegang saham.
  1. Bank Umum
Bank umum karena kemampuannya memberikan kredit berbeda dengan lembaga keuangan lain maka mi dapat menciptakan tenaga beli baru dengan mendasarkan pada deking (reserve) yang di punyai. Bank Sentral memberikan pedoman bahwa untuk memburi kan kredit, bank umum harus punya deking misalnya sctinggi 20% (reserve requirement 20%).
Dengan pembelian obligasi negara berarti bank umum mempunyai tambahan deking sehingga dengan reserve requirement setinggi 20%, maka dapat diciptakan uang giral sebanyak lima kali lipat. Jadi cara ini tidak mempunyai sifat menurunkan  pendapatan nasional.
  1. Bank Sentral.
Pemerintah dapat menjual obligasi kepada Bank Sentral. Tindakan ini juga menciptakan tenaga beli seperti halnya bila pemerintah menjual obligasi kepada Bank umum. Bank Sentral membuka rekening pemerintah dan seolah-olah pemerintah mempunyai simpanan di Bank Sentral. Kalau kemudian pemerintah mengambil uang dan Bank dan melakukan pembayaran kepada individu-individu dalam masyarakat dan bila para individu menyimpan dana itu di Bank umum, maka ini akan merupakan deking bagi Bank umum sehingga Bank umum dapat menciptakan kredit yang akhirnya berbentuk uang giral. Jadi pinjaman pemerintah dan Bank Sentral tidak akan bersifat menekan tingkat pendapatan nasional
.
Pinjaman Luar Negeri sebagai Sumber Kapital
Di sebagian besar negara-negara sedang berkembang, kemungkinan bagi akumulasi kapital terbatas karena di samping rendahnya produktivitas juga karena tingginya tingkat konsumsi baik untuk sektor swasta maupun sektor pemerintah yang disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk dan adanya efek pamer inter Low level equiibirum trap atau perangkap keseimbangan pendapatan yang rendah diartikan pula sebagai tingkat pendapatan yang menjalin adanya keseimbangan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan pendapatan pada tingkat yang rendah dan dalam kedudukan yang stabil.
sumber :http://www.ut.ac.id/html/suplemen/espa4410/espa4410_1/isimat_1c.htm

- Copyright © Cakrawala Keuangan - Powered by Blogger - Designed by ALYN -